Senin, 21 April 2008

PROSPEK PASAR PERSUTERAAN ALAM

Usaha persuteraan alam berorientasi pasar ekspor. Negara pengimpor ulat sutera terbesar selama ini adalah negara-negara Eropa dan Amerika. Pesaing terbesar penghasil ulat sutera selama ini adalah Cina. Perkembangan ulat sutera alam pada tahun-tahun terakhir ini menunjukan prospek yang cukup baik. Paling tidak tergambarkan dari jumlah produksi raw silk dunia yang terus menurun selama enam tahun terakhir, dari 55.222 ton menjadi 52.342 ton, sedangkan kebutuhan dunia cukup besar dan stabil yaitu sebesar 81.546 ton. Kebutuhan ini diprediksikan akan terus meningkat seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk serta semakin membaiknya kondisi perekonomian.
Beberapa analisis menyatakan bahwa sutera alam mempunyai prospek yang baik, dan diperkirakan permintaan sutera akan meningkat antara 2 – 3 % per tahun (ISA) sementara FAO meramalkan lebih besar hingga 5%, sementara peningkatan permintaan di Indonesia sendiri diperkirakan mencapai 12,24% (Sri Utami Kuncoro).
Luas lahan aktual persuteraan alam yang telah berproduksi pada tahun 1997/1998 di Indonesia tercatat kurang lebih 400 hektar, terdiri dari usahatani persuteraan alam intensif dan yang masih dalam masa pertumbuhan seluas 200 hektar. Sedangakan usahatani persuteraan alam tradisional yang telah dirintis sejak 20 tahun yang lalu seluas 2000 hektar dengan hasil produksi mencapai 5.000 ton pertahun. Kebutuhan kokon segar aktual pasar dalam negeri saat ini, sebagai bahan baku untuk industri benang sutera, dipresentasikan dengan kebutuhan Perum Perhutani di Sopeng, Regaloh dan Pare, serta kebutuhan pabrik PT.Jado Sutera Pratama di Sukabumi sebesar 2.800 ton. Sedangkan kebutuhan permintaan benang sutera rakyat di Sulawesi Selatan sebesar 300 ton. Total kebutuhan kokon segar di dalam negeri mencapai 3.100 ton pertahun.Di Indonesia peluang pasar masih sangat besar. Karma para produsen sutera masih sangat kekurangan bahan baku,jadi prospek sutera alam di INDONESIA masih sangat besar.
Melihat gambaran tersebut di atas, jelas terlihat prospek persuteraan alam cukup cerah. Hal ini berkaitan dengan masih tingginya permintaan di dalam negeri maupun pasar dunia, dibandingkan dengan produksinya. Tasikmalaya, dengan daya dukung sumberdaya lokal yang ada, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang tidak kecil dalam memenuhi kebutuhan pasar tersebut.

Tidak ada komentar: